Kesehatan
Pemkab Taliabu Paling Serius Cegah Stunting, Giliran Duta ‘Sgo Ngka’ Desa Dikukuhkan
Taliabu - Pemerintah Daerah (Pemkab) Pulau Taliabu melalui Dinas Kesehatan mengukuhkan Duta Sgo Ngka (stop atau berhenti, dialeg Taliabu) Stunting Desa, di Aula Kantor Bupati, pada Selasa 31 Januari 2023.
Kegiatan tersebut dihadiri Forkompinda Pulau Taliabu, Pimpinan OPD, para Camat, para Kepala Desa dan 46 peserta yang bertugas disetiap desa yang terkena lokasi khusus stunting.
Bupati Taliabu, Aliong Mus mengatakan, saat ini, satu dari tiga balita Indonesia mengalami stunting. Persoalan ini, menurut dia, bukan hanya dihadapi bangsa sekarang, melainkan menyangkut masa depan, karena anak-anak itu adalah generasi penerus.
Baca:
Pemkot Ternate Pastikan Pembangunan Pelabuhan Hiri Tuntas Tahun Ini
Perayaan HUT Satpam ke-42 Maluku Utara Dipusatkan di PT IWIP
"Bagaimana kita bisa mencapai visi Indonesia Emas Tahun 2045 kalau modal dasarnya, yaitu anak-anak bangsa, mengalami stunting," ujar Aliong.
Ia bilang, untuk itu, pemkab Taliabu sangat serius mengupayakan penurunan stunting. Bahkan, telah diwujudkan dalam satu aturan baku.
"Saya telah menandatangani Peraturan Bupati No. 4 Tahun 2022 tentang percepatan penurunan stunting di kabupaten Pulau Taliabu substansinya mengadopsi strategi Nasional percepatan pencegahan stunting 2018-2024 dan Perpres 72 tahun 2021," katanya.
Peraturan Bupati ini, lanjut Aliong, menjadi dasar hukum untuk melakukan penguatan kerangka substansi, intervensi, pendanaan, serta pemantauan dan evaluasi yang diperlukan dalam berbagai upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pulau Taliabu.
"Percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pulau Taliabu sendiri mengalami penurunan kasus yang sangat signifikan, Kabupaten Pulau Taliabu berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 sebesar 35,2 persen dan pada tahun 2022 sebesar 23,7 persen. Dari data tersebut terlihat bahwa adanya tren penurunan kasus stunting 11,5 persen," ungkapnya.
Akan tetapi, kata dia, perlu diingat bahwa percepatan penurunan stunting harus lebih terstruktur dan masif lagi untuk mencapai target Nasional 14 persen di tahun 2024, bahkan lebih dari itu.
"Komitmen yang kuat dari kita semua. Tidak hanya komitmen di tingkat kabupaten, upaya advokasi komitmen pemerintah kecamatan sampai pemerintah desa juga harus optimal," katanya.
Upaya percepatan penurunan stunting, juga dilakukan melalui pendekatan sosial budaya, salah satunya dengan mengadopsi bahasa daerah yaitu Sgo Ngka, yang dalam terminology bahasa taliabu adalah Stop/Berhenti.
"Pendekatan sosial budaya dalam upaya percepatan penurunan stunting sangatlah penting karena persoalan stunting sangatlah kompleks," ucapnya.
Untuk itu, 33 Duta Sgo Ngka Stunting Desa yang telah dikukuhkan diharapkan dapat menjalankan 4 tugas pokok yang telah dirumuskan.
"Empat tugas pokok Duta Sgo Ngka Stunting yakni prioritas pembangunan nasional terkait upaya percepatan penurunan pencegahan stunting, mendukung pelaksanaan kebijakan daerah, ikut terlibat dalam percepatan penurunan stunting secara langsung dan mendorong penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui Tim Penggerak PKK," harapnya.
Ia bilang, penanganan stunting bukan hal yang mudah. Namun, jika dikerjakan bersama-sama akan bisa menurunkan angka stunting di Kabupaten Pulau Taliabu.
"Kepada semua OPD terkait untuk berkolaborasi dan berkomitmen, serta data anak-anak yang menderita stunting aktual, sehingga dalam melakukan intervensi bisa tepat sasaran dan goals percepatan penurunan stunting bisa tercapai," pintanya.
Selain pengukuhan Duta Sgo Ngka Stunting Desa, juga adanya penyerahan Petugas Yaga Mei (Pengasuh Anak) kepada Kepala Desa Lokus Stunting untuk bertugas di desa lokus stunting. Yaga Mei sendiri merupakan program inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting dengan menugaskan petugas kesehatan gizi dan bidan yang terlatih untuk membantu pemerintah desa dalam upaya penanganan stunting di desa lokus.
"Pemerintah Desa saya tekankan agar optimalkan peran Posyandu dan BKD serta kader Posyadu dan kader BKB sebagai garda terdepan untuk menangani stunting mulai dari fasilitas pendukung yaitu gedung posyandu, alat kelengkapan dalam Posyandu serta dilakukannya pelatihan kader Posyandu secara paripurna dan saya juga mengharapkan kesediaan semua pihak yang hadir disini, untuk dapat saling bekerja sama dalam upaya percepatan penurunan stunting di Pulau Taliabu," tandasnya
Kepala Dinas Kesehatan, Kuraisiya Marsaoly mengatakan Kabupaten Pulau Taliabu sebelumnya angka Stunting 35 persen, Sehingga dengan kerja samanya angka stunting menurun
" Alhamdulilla, dari data survei di tahun 2022 gizi angka stunting mengalami penurunan 11 persen," tutupnya
Komentar