Catatan Lapangan

“Ada Bisnis Covid-19” di Balik Klaim Medis?

Ilustrasi: Pantau.com

Soal klaim biaya, Umar mencontohkan, ketika RS mengajukan klaim biaya Rp 10 Juta, maka BPJS harus memastikan jumlah itu dengan hasil verifiksi. “Kalau tidak salah renstra waktunya juga kan 7 hari,” katanya.

Dikutip dari laman resmi Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, sehatnegeriku.kemkes.go.id, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Tri Hesty Widyastoeti Marwotosoeko, mengatakan Kemenkes melalui Ditjen Pelayanan Kesehatan, menyiapkan dana klaim RS yang menanganani Covid-19. Baik rujukan maupun non-rujukan.

Semua RS, kata Hesty, bisa mendapatkan klaim, baik yang memiliki Surat Keputusan (SK) Rujukan Kemenkes/SK Menteri dan SK Gubernur maupun RS Non Rujukan yang telah berkomitmen melakukan pelayanan Covid-19.

Kebijakan ini, kata dia, untuk menjaga mutu pelayanan RS “Dengan catatan, RS terkait harus memenuhi kriteria dan persyaratan sesuai ketentuan dalam SK Menkes maupun surat edaran Menkes,” jelas Hesty di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat sore 8 Mei 2020.

Untuk proses klaim, menurut dia, bisa dilakukan melalui Ditjen Pelayanan Kesehatan cq Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes, yang kemudian ditembuskan ke BPJS Kesehatan sebagai verifikator.

Penetapan Status dan Pemulasaran

Sejauh ini, ada belasan PDP yang telah melewati masa inkubasi 14 hari, namun meninggal dunia. Bagi Syamsul, dalam pemulasaran jenazah tetap mengikuti protap Covid-19. “Tapi itu kan belum bisa dinyatakan pasien Covid-19,” katanya.

Petugas pemulasaran jenazah saat membopong jenazah yang dikuburkan dengan protap Covid di Ternate beberapa waktu lalu || Foto: Glen Iphy

Syamsul mengaku, ada PDP yang sebelum meninggal, swabnya sudah sempat diambil. Hanya saja, hasilnya belum keluar.”Memang butuh waktu agak lama,” katanya.

Nantinya, ketika hasil swab terkonfirmasi positif, maka PDP yang telah meninggal tadi, tetap dinyatakan positif. “Di situ baru dimasukan dalam daftar dari PDP berubah menjadi positif, meninggal dengan Covid,” terangnya.

Menurut Syamsul, jika ada cartridge, maka dalam sehari pengambilan swab, besoknya hasil sudah diketahui. “Itu kalau cartridge-nya ada. Tapi memang saat ini cartridge kami terbatas,” katanya.

Beberapa waktu lalu, seorang OTG klaster Gowa, yang saat ini diisolasi di Hotel Sahid Bela Ternate, mengaku dua kali hasil swabnya positif, dan dua hasil berikutnya belum diperoleh.

Disebut Syamsul, walau 10 kali pun, jika dalam hasil terbaca positif tetap positif. “Ketentuan dinyatakan sembuh kalau dua kali test, hasilnya negatif,” katanya.

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Baca Juga