Covid-19
Malut Butuh PCR, Wagub; Semua Anggaran Tergantung Juragan

Ternate, Hpost – Belum tersedianya polymerase chain reaction (PCR) menjadi salah satu penyebab lambannya penanganan Covid-19 Maluku Utara. Padahal, anggaran ratusan miliar dialokasikan khusus menangani masalah tersebut.
Hal itu membuat Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara, Al Yasin Ali, mempertanyakan alokasi tersebut hingga saat ini belum digunakan untuk pengadaan polymerase chain reaction (PCR).
"Dengan alokasi sangat besar yakni sebanyak Rp 148 Miliar, mestinya untuk penanganan Covid-19 itu cukup. Harga alat PCR kan hanya Rp 2 hingga Rp 3 miliar saja tara bisa beli tuh, begitulah semua tergantung penguasa di atas, karena kalau saya yang perintah tida mungkin dong dengar," kata Yasin usai monitoring dan evaluasi penanganan Covid-19 dengan Wali kota Ternate Burhan Abdurrahman dan jajarannya di Eksekutif room lantai 3, Selasa 23 Juni 2020, pagi tadi.
Yasin bilang, Maluku Utara merupakan lima daerah yang hingga saat ini belum memiliki PCR. Alat itu penting diadakan untuk penegakan diagnosa pasien. Artinya mempercepat penanganan Covid-19.
Sementara terkait dengan anggaran yang sudah menipis untuk penanganan covid-19 di kabupaten kota saat ini, Wagub menjawab semua tergantung pada pimpinan.
"Semua anggaran itu tergantung juragan, kalau juragan bilang masih ada, apa salahnya tong bantu kabupaten kota lain yang membutuhkan," katanya.
Selain itu, ketika ditanya terkait dengan sejumlah pasien yang melalukan aksi di lokasi karantina, Wagub menyampaikan hal ini dikarenakan hasil Swab yang lama dimana hasil spesimen harus di kirim dulu ke Manado dan Makasar dengan durasi waktu satu minggu baru bisa diperoleh hasil testnya.
"Jika kita punya alat tersebut artinya satu atau dua hari kita sudah mendapatkan hasil test Swab test, tara harus kirim dulu ke Manado atau Makasar lagi," pungkasnya
Untuk Kuker, dijadwalkan sejak hari ini hingga besok Rabu 24 Juni 2020 kemudian lanjut ke kabupaten/kota lainnya.
*Dong: Mereka
*Tong: Kami
Komentar