Desa

Warga Desa Sagea-Kiya di Halmahera Tengah Dukung Usulan Perlindungan Karst Bokimoruru

FGD yang digelar di Kantor Desa Kiya, Halmahera Tengah || Foto: Istimewa

Weda, Hpost – Proses pengusulan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) di Desa Sagea dan Kiya, Kecamatan Weda Utara, Halmahera Tengah, mendapat dukungan dari warga, pemerintah desa dan kecamatan.

Dukungan tersebut tertuang dalam berita acara dokumen usulan yang akan dikirim ke Kementerian ESDM di Jakarta.

Pernyataan dukungan ini usai pelaksanaan kegiatan Focus Grup Diskusi (FGD) tentang Hasil Identifikasi Karst Bokimoruru yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) serta Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Maluku Utara di Kantor Desa Kiya, Selasa 02 Agustus 2022.

Pengurus IAGI Maluku Utara, Deddy Arief mengatakan, FGD tersebut merupakan tahap akhir dalam melengkapi dokumen kajian yang nanti dilampirkan untuk pengusulan KBAK.

“Dokumen kajiannya sudah lengkap, nanti dikirim ke kementerian melalui bupati dan gubernur,” katanya.

Deddy menjelaskan, kawasan karst yang membentang luas di wilayah Sagea merupakan warisan geologi yang perlu dilindungi mengingat keunikan dan fungsi ekologisnya yang tinggi.

“Terutama sistem hidrologi bawah tanah yang menyediakan air bersih dan dimanfaatkan oleh masyarakat, ini mesti dilindungi untuk menjaga keberlangsungannya” ujarnya.

Deddy bilang, pihaknya berkomitmen untuk mendorong perlindungan dan pelestarian karst Bokimoruru.

Baca Juga:





“Ini juga komitmen kami setelah MoU antara IAGI dengan Pemda Halteng untuk mendorong perlindungan dan pelestarian warisan geologi di Halmahera Tengah,” jelasnya.

Warga Desa Sagea, Yusuf Sakib, menyatakan mendukung upaya untuk melindungi kawasan Bokimoruru dan sekitarnya.

“Kami sangat dukung karena di sini ada 3 gua dan banyak mata air, terutama sungai Sageyen yang mengalir dari dalam Gua Bokimoruru,” ungkap Yusuf yang juga ketua Komunitas Pecinta Alam (KPA) Bokimaruru.

Sementara, Sekertaris Kecamatan Weda Utara, Takdir Can, mengatakan pihaknya berterima kasih kepada Disbudpar dan IAGI yang telah hadir memberi edukasi melalui kegiatan FGD tersebut. Ia berharap kegiatan serupa diperluas kepada siswa-siswi di sekolah.

“Biar ini menjadi pengetahuan yang berkelanjutan,” ujarnya di sela kegiatan itu.

Diketahui, ada 3 gua yang telah diidentifikasi di kawasan tersebut, yaitu Gua Bokimoruru, Gua Tanculengo di perbukitan Legaelol dan Gua Meublol.

Penulis: Risno Hamisi
Editor: Rian Hidayat Husni

Baca Juga