Ternate

Terungkap Penyebab Pencemaran Sungai Sagea, Berbeda dengan Hasil Invetigasi DLH

Analisis citra hubungan antara pembukaan lahan dengan sedimen yang masuk di wilayah hulu Sungai Sagea. Foto: MSI

Weda - Masyarakat Speleologi Indonesia (MSI), menegaskan, pencemaran air sungai Sagea dipengaruhi oleh aktivitas tambang di lokasi sekitar Gua Bokimaruru, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Namun, pandangan MSI berbeda dengan hasil investigasi sementara yang disampaikan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Maluku Utara, pada Rabu 6 September 2023, kemarin yang menyebutkan bahwa pencemaran air Sungai Sagea diduga disebabkan oleh longsor yang terjadi di dalam Gua Bokimoruru.

"Potensi terjadinya longsor di dalam gua dianggap sangat rendah, kecuali jika dipicu oleh gempa bumi atau faktor alam lainnya. Dalam beberapa bulan terakhir, tidak ada catatan gempa bumi besar di Halmahera, dan penelitian speleologi lebih lanjut diperlukan untuk memahami kondisi geologis di kawasan karst seperti Gua Bokimoruru," kata Mirza Ahmad Heviko, Ketua Bidang Konservasi, Kampanye dan Advokasi di MSI, dalam laporan diterima oleh Halmaherapost.com pada Kamis, 7 September 2023.

Baca juga:


Penyebab Misteri Warna Air Sungai Sagea di Boki Maruru, Halmahera


Misteri Berubahnya Warna Air Sungai Sagea, Boki Maruru di Halmahera Tengah


Bokimururu dan Yonelo, Jadi Sumber Air Bersih Andalan Warga Sagea, Halmahera Tengah


Sebaliknya, MSI mengatribusikan perubahan warna air Sungai Sagea yang menjadi cokelat dan keruh, dari hulu hingga hilir, pada pembukaan lahan untuk akses jalan dan aktivitas pertambangan yang terjadi pada tanggal 28 Juli 2023. MSI membantah tudingan dari tim Investigasi DLH Maluku Utara yang menyatakan bahwa perubahan ini tidak disebabkan oleh aktivitas pertambangan.

Menurut MSI, pembukaan lahan telah mengganggu stabilitas lapisan tanah, sehingga air hujan membawa sedimen ke aliran sungai terdekat, menyebabkan peningkatan sedimentasi dan pencemaran Sungai Sagea.

"Proses sedimentasi ini akan berlanjut selama aktivitas pertambangan berlangsung," ungkap Mirza.

“Berdasarkan hasil analisis di lapangan dan analisis citra yang dilakukan oleh Koalisi Save Sagea menunjukkan pembukaan jalan menuju area pertambangan mengakibatkan kondisi tidak stabil pada lapisan tanah, di mana bila terjadi hujan maka run off akibat pembukaan lahan akan membawa sedimen masuk ke alur sungai terdekat dengan jumlah yang besar,” terangnya.

Selanjutnya 1 2
Penulis: Firjal Usdek
Editor: Firjal Usdek

Baca Juga