Lingkungan

Belasan Warga Belajar Jadi Aktor Penyelamatan Ruang Hidup di Maluku Utara

Suasana pelatihan Community organizing yang digelar Perkumpulan Pakativa Maluku Utara. Foto: Dok. Pakativa

Ternate, Hpost – Sebanyak 16 warga mengikuti kegiatan pelatihan Community Organizing yang digelar Perkumpulan Pakativa Maluku Utara. kegiatan yang berlangsung 7-11 Maret 2022 ini bertujuan untuk penyelamatan ruang hidup di wilayah Maluku Utara.

Para peserta tersebut sebagian besar dari sejumlah desa di Gane, Halmahera Selatan, di antaranya dari Desa Samo sebanyak 3 orang, Desa Posi Posi 2 orang, Desa Gumira 2 orang, Desa Pasir Putih 2 orang, Desa Dalam 1 orang, dan IPMA Sagea 2 orang, termasuk juga para kaum muda 4 orang dari Estuaria (Kelompok Belajar).

Kegiatan dengan menghadirkan sejumlah fasilitator dan narasumber ternama tersebut bertajuk “Solidasi Jaringan Kerja Pengorganisasian Masyarakat di Maluku Utara”.

Direktur Perkumpulan Pakativa, Nusyahid Musa mengatakan, pelatihan yang berlangsung selama 5 hari ini sebagai upaya penyelamatan ruang hidup (Kebun dan Hutan Alam) dari aktivitas perusahaan yang mengambil dan memanfaatkan hasil alam.

Baca:

AGK Curhat ke Menteri KP: Laut Maluku Utara Sudah Mulai Tercemar

Buka FKNT di Tidore, Menteri Trenggono: Laut Harus Menjadi Halaman Depan

Penyelidik Periksa 8 Saksi Dugaan Korupsi Pekerjaan Jalan di Tidore

“Masyarakat punya keterlibatan secara langsung dalam mengambil keputusan terkait penyelamatan ruang hidupnya,” kata Nursyahid.

Nursyahid mencontohkan, ketika masuknya perusahaan kelapa sawit di Halsel, warga gane sempat memblokade akses jalan PT. Gelora Mandiri Membangun (GMM) anak perusahaan Korindo Grub. Hal tersebut membuat 13 warga dijebloskan ke dalam penjara selama 2 bulan.

"Seperti perjuangan warga gane mempertahankan ruang kelolanya dari aktivitas industri berbasis lahan selama sebelas tahun terakhir adalah contoh yang baik dalam konteks pembelajaran soal pengorganisasian," ucapnya.

Menurutnya, pengorganisasian dalam lingkup masyarakat sangat diperlukan sebagai aktor perubahan, misalnya peran pemuda.

"Dari sini peranan pemuda sangat diperlukan sebagai aktor agency perubahan yang dapat memoderasi tingkat polarisasi yang menyatukan kelompok orang tua," ujarnya.

"Untuk itulah pengorganisasian skala komunitas mesti didorong dan tentunya titik berangkat adalah dengan melakukan serangkaian pelatihan community organizer (CO)," tandasnya.

Sekadar diketahui para peserta ini akan mempelajari 13 materi pelatihan di antaranya corak pembangunan sosial, ekonomi, dan kebudayaan orang kampung (desa) di Maluku Utara, politik ekologi sosial, pola partisipasi masyarakat dalam sistem kebijakan publik indonesia, advokasi kebijakan publik, perencanaan pembangunan wilayah dan perkampungan yang partisipatif, pemetaan pastisipasi, dasar organisasi dan pengorganisasian, pengorganisasian Komunitas, metode pengorganisasian komunitas, dan manajemen konflik.

Penulis: Qal
Editor: Ramlan Harun

Baca Juga